Biochar & Pupuk Nitrogen Lepas Lambat: Solusi Cerdas untuk Pertanian Tahan Kekeringan
- Masyita Insyra Putri
- 18 Sep
- 2 menit membaca

Pertanian modern sedang menghadapi dua tantangan besar: kekeringan yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim, dan penggunaan pupuk nitrogen berlebihan yang justru merusak lingkungan. Dua masalah ini tidak hanya membuat hasil panen menurun, tapi juga mengancam keberlanjutan pertanian kita.
Namun, ada dua “senjata hijau” yang kini mulai banyak diperbincangkan: biochar dan pupuk nitrogen lepas lambat (Slow-Release Nitrogen Fertilizers/SRNF). Keduanya menawarkan cara yang lebih ramah lingkungan sekaligus membantu tanaman tumbuh optimal meskipun dalam kondisi sulit.
Masalah yang Sering Terjadi di Pertanian
Kekeringan
Air adalah nyawa tanaman. Saat air terbatas, proses penting seperti fotosintesis, pembentukan klorofil, dan produksi biji langsung terganggu. Tanaman yang stres karena kekeringan juga menghasilkan lebih banyak zat berbahaya di dalam selnya (dikenal sebagai radikal bebas), yang bisa merusak protein, enzim, hingga membran sel. Akibatnya, batang jadi lebih kecil, daun menguning, dan hasil panen menurun drastis.
Pupuk Nitrogen Berlebihan
Pupuk nitrogen memang penting untuk mempercepat pertumbuhan, tapi sayangnya banyak petani yang menggunakannya secara berlebihan. Padahal, sekitar 50% nitrogen dari pupuk bisa hilang begitu saja karena menguap, tercuci hujan, atau terbawa aliran air. Selain boros, ini juga mencemari tanah dan air tanah, bahkan meningkatkan emisi gas rumah kaca.
Biochar: Arang Istimewa untuk Tanah
Biochar adalah arang yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik (seperti limbah pertanian) pada suhu tinggi dengan sedikit oksigen. Bedanya dengan arang biasa, biochar punya struktur berpori yang membuatnya:
Menyimpan air lebih lama, sehingga tanah tetap lembap walau cuaca kering.
Mengikat nutrisi pupuk, agar tidak mudah hilang terbawa air hujan.
Mengurangi kepadatan tanah, membuat akar lebih mudah berkembang.
Meningkatkan aktivitas mikroba baik, yang membantu kesuburan tanah.
Dengan kata lain, biochar seperti “rumah mewah” untuk tanah: kuat, ramah lingkungan, dan membantu tanaman bertahan hidup saat kondisi sulit.
Pupuk Lepas Lambat: Nutrisi yang Bertahan Lama
Kalau pupuk biasa seperti “makanan cepat saji” yang habis dalam sekejap, pupuk lepas lambat justru ibarat “prasmanan” yang selalu tersedia sedikit demi sedikit. Ada dua jenis populer:
Urea berlapis sulfur (SCU)
Urea berlapis seng (ZCU)
Lapisan ini membuat nitrogen tidak langsung habis, melainkan dilepaskan secara perlahan sesuai kebutuhan tanaman. Hasilnya? Pertumbuhan lebih stabil, efisiensi pupuk lebih tinggi, dan pencemaran lingkungan berkurang.
Kombinasi Cerdas: Biochar + SRNF
Bayangkan biochar yang menjaga kelembapan tanah dipadukan dengan pupuk nitrogen lepas lambat yang memberi nutrisi secara teratur. Kombinasi ini terbukti sangat membantu terutama pada tanaman seperti bunga matahari:
Tanaman tetap lebih tinggi dan kokoh meski dalam kondisi kekeringan.
Hasil biji (achene) meningkat signifikan.
Kadar klorofil lebih tinggi, artinya fotosintesis lebih baik.
Tanah lebih sehat, tidak cepat kering, dan lebih ramah lingkungan.
Menuju Pertanian Berkelanjutan
Pertanian bukan hanya soal panen banyak, tapi juga bagaimana menjaga agar tanah dan air tetap sehat untuk generasi mendatang. Penggunaan biochar dan pupuk lepas lambat bisa menjadi strategi cerdas menuju pertanian yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan tahan terhadap perubahan iklim.
Di tengah tantangan global seperti kekeringan dan kebutuhan pangan yang terus meningkat, solusi alami seperti ini bisa menjadi kunci untuk menjaga ketersediaan pangan sekaligus melindungi bumi.
Pelajari lebih lanjut tentang inovasi produksi SAWA Biochar dan dampaknya terhadap pertanian berkelanjutan.




Komentar