Biochar dari Jerami Padi dan Jagung: Solusi Alami Atasi Tanah Tercemar Logam Berat
- Masyita Insyra Putri
- 24 Jun
- 2 menit membaca

Pencemaran tanah oleh logam berat seperti kadmium (Cd) menjadi tantangan serius bagi dunia pertanian. Zat ini bisa masuk ke tanah melalui pupuk, pestisida, air limbah, atau aktivitas industri. Meski jumlahnya kecil, dampaknya besar: menghambat pertumbuhan akar, mengganggu pembentukan klorofil, bahkan menurunkan produksi tanaman secara drastis.
Namun, sebuah solusi ramah lingkungan kembali muncul ke permukaan: biochar, atau arang hayati, yang dibuat dari limbah pertanian seperti jerami padi dan batang jagung.
C3 dan C4: Dua Jenis Tanaman, Dua Cara Menyerap Karbon
Sebelum kita menyelami manfaat biochar, ada baiknya memahami dua jenis sistem fotosintesis utama pada tanaman:
C3, seperti padi, menyerap karbon di daun bagian luar (mesofil). Jenis ini lebih umum tapi lebih sensitif terhadap lingkungan.
C4, seperti jagung, memiliki struktur fotosintesis yang lebih efisien, karena mampu menyerap karbon ganda di dua lapisan daun, membuatnya lebih tahan terhadap panas dan kekeringan.
Dengan memahami perbedaan ini, para ahli mulai meneliti: bagaimana jika biochar dari jerami padi (BC3) dan biochar dari batang jagung (BC4) digunakan di tanah tercemar Cd, dan ditanamkan padi serta jagung di atasnya?
Hasil Menarik: Biochar dari Jerami Padi Lebih Unggul
Ketika biochar ditambahkan ke tanah yang tercemar kadmium:
Kapasitas tukar kation (CEC), yang berfungsi menyimpan dan melepaskan unsur hara penting, meningkat drastis hingga 162% di tanah padi dan 115% di tanah jagungĀ setelah diberi BC3.
Laju fotosintesis (Pn)Ā juga melonjak, hingga 116% untuk padi dan 67% untuk jagungĀ dengan BC3.
Lebih penting lagi, kemampuan tanaman menyerap kadmium dari tanah berkurang setengahnya.
Hal ini menunjukkan bahwa BC3, biochar dari jerami padi, bekerja sangat baik untuk menstabilkan tanah yang terpapar logam berat, bahkan untuk tanaman yang bukan padi sekalipun.
Mengapa BC3 Lebih Efektif?
Kunci keberhasilan BC3 terletak pada struktur dan kandungan alaminya:
Rasio karbon dan nitrogen (C/N)Ā yang lebih rendah, membuatnya lebih mudah terurai dan aktif di dalam tanah.
Permukaan lebih luas dan berpori, sehingga menyerap logam berat lebih efektif.
Kondisi basa (alkaline)Ā yang membantu menetralkan tanah tercemar.
Sementara itu, BC4 dari batang jagung tetap bermanfaat, namun performanya tidak sekuat BC3 dalam kondisi tanah yang mengandung kadmium.
Dalam dunia yang makin terancam oleh polusi tanah dan perubahan iklim, pemanfaatan limbah pertanian menjadi biochar multifungsiĀ adalah langkah cerdas. Bayangkan: jerami atau batang yang dulunya dibuang begitu saja, kini justru jadi pelindung tanaman dari logam berat.
Lebih dari itu, penggunaan biochar juga:
Memperbaiki struktur dan kesuburan tanah.
Meningkatkan hasil dan kualitas tanaman.
Mengurangi risiko pencemaran rantai makanan.
Mendukung prinsip pertanian sirkular yang minim limbah.
Manfaat Ganda dari Alam untuk Alam
Mengolah jerami padi dan batang jagung menjadi biochar bukan hanya sekadar mengelola limbah. Ini adalah cara menyatu dengan alam, memanfaatkan kelebihan yang satu untuk menutupi kekurangan yang lain. Tanaman tumbuh lebih baik, tanah menjadi sehat kembali, dan pangan tetap tersedia meski tantangan lingkungan semakin besar.
Pelajari lebih lanjut tentang inovasi produksi SAWA Biochar dan dampaknya terhadap pertanian berkelanjutan.
Kommentare