top of page

Biochar dari Kotoran Ayam sebagai Pengganti Gambut dalam Media Tanam

  • Gambar penulis: Masyita Insyra Putri
    Masyita Insyra Putri
  • 18 Jul
  • 2 menit membaca
Biochar dari Kotoran Ayam sebagai Pengganti Gambut dalam Media Tanam

Gambut telah lama menjadi bahan utama dalam media tanam hortikultura karena kemampuannya menahan air, stabilitasnya yang tinggi, dan kandungan patogen serta logam berat yang sangat rendah, namun, penambangan gambut telah menyebabkan kerusakan lahan gambut yang menyimpan karbon dalam jumlah besar dan memicu pelepasan emisi gas rumah kaca. Inilah sebabnya mengapa kini muncul tekanan kuat untuk mencari alternatif pengganti gambut yang lebih berkelanjutan.


Salah satu alternatif yang mulai dilirik adalah biochar yang berasal dari kotoran ayam. Biochar merupakan material karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik seperti limbah pertanian atau kotoran ternak dalam kondisi minim oksigen (proses yang dikenal dengan pirolisis). Biochar dari kotoran ayam memiliki keunggulan tersendiri, baik dari sisi nutrisi maupun sifat fisik.



Keunggulan Biochar dari Kotoran Ayam

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa biochar dari kotoran ayam memiliki kandungan fosfor (P) dan kalium (K) yang tinggi, yakni sekitar 2–5%, yang sangat dibutuhkan tanaman. Walau tidak menyimpan nitrogen, biochar ini memiliki pH tinggi (9,2 hingga 12,3), yang berarti bisa berfungsi sebagai kapur alami untuk menetralkan tanah asam.

Sifat fisiknya pun menarik, terutama karena daya serap airnya yang tinggi, mencapai 158–232% dari berat keringnya. Artinya, biochar ini mampu menjaga kelembaban tanah lebih lama, sangat penting untuk tanaman pot atau dalam sistem pertanian intensif seperti rumah kaca.


Biochar yang diproses pada suhu 525–725 °C juga memiliki stabilitas tinggi, yang berarti tidak mudah terurai. Ini penting agar biochar bisa bertahan lama di dalam tanah, memperbaiki struktur tanah dan menyimpan karbon dalam jangka waktu panjang.



Apakah Aman untuk Tanaman?

Salah satu kekhawatiran dalam penggunaan bahan organik seperti kotoran ayam adalah kandungan logam berat atau senyawa berbahaya lainnya. Namun, hasil analisis menunjukkan bahwa biochar dari kotoran ayam tidak mengandung senyawa beracun dalam kadar yang membahayakan, kecuali untuk unsur kromium (Cr) yang perlu diperhatikan lebih lanjut.


Biochar ini juga terbukti bebas dari senyawa berbahaya seperti dioxin, furan, hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), dan PCB yang kerap muncul dalam proses pirolisis. Ini menjadikannya relatif aman digunakan sebagai media tanam.



Mengapa Biochar Bisa Gantikan Gambut?

Berbagai bahan telah diuji sebagai pengganti gambut, mulai dari sabut kelapa, serat kayu, hingga kompos limbah hijau. Namun, biochar memiliki keunggulan karena bisa dirancang sesuai kebutuhan—baik dari segi ukuran partikel, kadar air, hingga kandungan nutrisi. Selain itu, biochar juga memiliki kemampuan untuk mengikat logam berat dan mengurangi salinitas tanah, menjadikannya bahan yang cocok untuk daerah pertanian yang terkontaminasi atau marginal.


Yang tak kalah penting, biochar lebih tahan terhadap penguraian mikroba dibandingkan bahan organik biasa, artinya lebih awet dalam tanah dan tak cepat kehilangan manfaatnya.



Menuju Pertanian yang Lebih Berkelanjutan

Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan meminimalkan dampak pertanian terhadap perubahan iklim, biochar dari kotoran ayam muncul sebagai solusi yang cerdas dan ramah lingkungan. Tidak hanya membantu mengurangi ketergantungan pada gambut, tapi juga mendukung pemanfaatan limbah peternakan yang sering kali terabaikan.



Pelajari lebih lanjut tentang inovasi produksi SAWA Biochar dan dampaknya terhadap pertanian berkelanjutan.


Ā 
Ā 
Ā 

Komentar


Warna Akhir Logo SAWA-03.png

Memberikan solusi inovatif yang melawan perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan

Tautan

Lokasi:

Artha Graha Building, SCBD, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jl. Jend. sudirman kav 52-53 Blok 52 - 53, RT.5/RW.3, Senayan, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12190

bottom of page