Limbah Daun Nanas Jadi Solusi Bersih Racun Pestisida di Air
- Masyita Insyra Putri
- 13 Jun
- 2 menit membaca

Setiap tahun, jutaan ton nanas dipanen di seluruh dunia. Tapi tahukah Anda bahwa selain buahnya yang manis, bagian lain dari tanaman nanas seperti daun, kulit, dan mahkota juga menyumbang tumpukan limbah pertanian yang seringkali tak termanfaatkan? Salah satunya adalah bagian daun nanas yang mengandung non-fibrous materials (NFM) yaitu serat kecil, debu, dan residu yang biasanya dibuang karena tak bisa digunakan sebagai bahan tekstil atau kertas.
Namun kini, limbah NFM dari daun nanas punya peran baru yang mengejutkan: menyelamatkan air dari racun pestisida. Lewat teknologi sederhana namun ramah lingkungan, limbah ini bisa diubah menjadi biochar, arang aktif alami yang mampu menyerap zat beracun dalam air.
Masalah Pestisida di Air: Ancaman Nyata, Solusi Nyata
Pestisida seperti acetamiprid, imidacloprid, dan methomyl digunakan luas di pertanian untuk melindungi tanaman. Sayangnya, zat ini kerap mencemari air tanah dan sungai melalui limpasan dari ladang. Paparannya bisa berdampak buruk bagi manusia, hewan air, burung, dan bahkan lebah.
Beberapa data menunjukkan bahwa residu pestisida ini telah ditemukan di berbagai sumber air di dunia, bahkan sampai ke dalam urin manusia di wilayah pertanian. Ini menjadi sinyal kuat bahwa kita membutuhkan cara cerdas untuk menanggulangi pencemaran ini salah satunya melalui teknologi adsorpsi.
Dari Limbah Jadi Penyelamat: Biochar Daun Nanas
Biochar adalah bahan berpori tinggi yang dihasilkan dari pemanasan biomassa (seperti limbah daun nanas) dalam kondisi minim oksigen. Biochar dikenal mampu menyerap berbagai zat berbahaya dari air, mulai dari logam berat hingga pestisida. Dan kini, biochar dari limbah NFM daun nanas (disebut NFMBC) terbukti mampu menyerap pestisida secara efektif.
Kemampuan serapan NFMBC terhadap ketiga pestisida tersebut ternyata tergantung pada karakter kimia masing-masing. Acetamiprid (yang paling rendah polaritasnya) diserap paling banyak, diikuti methomyl dan imidacloprid. Ini menunjukkan bahwa biochar dari NFM daun nanas lebih efisien untuk menyerap pestisida yang bersifat kurang polar, atau lebih mudah larut dalam lemak daripada air.
Mekanisme Alami yang Efisien
Menurut hasil uji, serapan pestisida oleh NFMBC berlangsung secara kimia (bukan sekadar fisik), yang artinya pestisida benar-benar menempel kuat di permukaan biochar. Adsorpsi ini juga berlangsung secara berlapis-lapis dan bervariasi tergantung struktur pestisida dan sifat permukaan biochar.
Kelebihan lain dari NFMBC ini adalah sifatnya yang mudah dibuat, murah, dan memanfaatkan limbah pertanian yang selama ini tak bernilai. Dengan demikian, ini bisa menjadi solusi ganda: mengurangi pencemaran air sekaligus menyelesaikan masalah limbah pertanian.
Dari Ladang ke Lingkungan yang Lebih Bersih
Penggunaan limbah daun nanas untuk membuat biochar adalah bagian dari pendekatan "zero waste" dan pengelolaan sumber daya berkelanjutan. Bukan hanya buahnya yang bermanfaat, tetapi semua bagian tanaman nanas kini bisa dimaksimalkan, dari seratnya yang digunakan untuk tekstil, hingga limbah daun yang digunakan untuk menjaga kebersihan air.
Dengan memanfaatkan biochar dari limbah pertanian lokal seperti daun nanas, kita bisa membantu memecahkan dua masalah besar sekaligus: pencemaran lingkungan dan tumpukan limbah organik.
Pelajari lebih lanjut tentang inovasi produksi SAWA Biochar dan dampaknya terhadap pertanian berkelanjutan.
Comments