top of page

Biochar Kulit Kacang, Solusi Ramah Lingkungan untuk Menyerap Fosfat dari Air Limbah

  • Gambar penulis: Masyita Insyra Putri
    Masyita Insyra Putri
  • 5 Agu
  • 2 menit membaca
Biochar Kulit Kacang, Solusi Ramah Lingkungan untuk Menyerap Fosfat dari Air Limbah

Air yang tercemar fosfat bukan hanya membuat proses pengolahan air menjadi lebih mahal, tetapi juga bisa menyebabkan pertumbuhan alga beracun yang mengancam kesehatan manusia. Di sinilah teknologi sederhana namun cerdas bernama biochar hadir sebagai solusi.



Apa Itu Biochar?

Bayangkan kulit kacang tanah yang biasanya dibuang begitu saja, kini bisa diubah menjadi bahan penyerap polutan yang sangat efektif. Biochar adalah arang yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik (seperti kulit kacang) dalam kondisi minim oksigen. Ia punya keunggulan berupa permukaan yang luas, struktur yang berpori, dan kestabilan karbon yang tinggi.

Namun, ada tantangan. Karena bentuknya seperti bubuk, biochar sulit dipisahkan dari air setelah digunakan. Maka, muncullah inovasi (magnetic biochar) biochar yang dimodifikasi dengan bahan magnetik, sehingga bisa "ditarik" dari air menggunakan magnet.



Dua Metode Modifikasi Biochar

Untuk menjadikan biochar bersifat magnetik dan meningkatkan kemampuannya menyerap fosfat, ada dua metode yang digunakan:

1. Metode Satu Langkah (One-Step Method)

Pada metode ini, kulit kacang direndam dulu dalam larutan logam seperti magnesium (Mg) dan besi (Fe), lalu dibakar. Hasilnya? Biochar yang mengandung partikel MgO dan Fe₃O₄. Kombinasi ini tidak hanya membuatnya bisa ditarik magnet, tapi juga memperkuat kemampuannya dalam mengikat fosfat. Selain itu, struktur dan kelompok fungsional di permukaan biochar juga jadi lebih aktif.

2. Metode Elektrokimia

Berbeda dengan metode satu langkah, teknik ini menggunakan aliran listrik untuk menyisipkan unsur magnesium dan besi ke dalam biochar. Hasil akhirnya menciptakan senyawa magnetik seperti MgFe₂O₄ dan Fe₃O₄. Meski tidak terlalu mengubah struktur permukaan biochar, metode ini tetap efektif untuk menyerap fosfat, berkat interaksi kimia dari senyawa yang terbentuk selama proses elektrolisis.



Mana yang Lebih Unggul?

Jika dibandingkan, biochar hasil metode satu langkah terbukti punya daya serap fosfat yang lebih baik. Mengapa? Karena proses kimia selama pembakaran membantu membentuk struktur dan sifat permukaan yang lebih siap "menangkap" fosfat. Terutama jika kombinasi Fe dan Mg diatur dengan proporsi yang pas, biasanya yang mengandung keduanya menunjukkan performa terbaik.



Mengolah limbah kulit kacang menjadi bahan penyerap polutan bukan hanya ide cerdas, tapi juga wujud nyata dari prinsip keberlanjutan. Dengan memanfaatkan teknologi sederhana seperti metode satu langkah atau elektrokimia, kita bisa menciptakan solusi lokal untuk masalah global: pencemaran air.

Bayangkan jika setiap rumah tangga atau komunitas bisa memanfaatkan limbah organik menjadi biochar fungsional, lingkungan bersih, limbah berkurang, dan kualitas air pun meningkat. Sebuah langkah kecil dengan dampak besar.



Pelajari lebih lanjut tentang inovasi produksi SAWA Biochar dan dampaknya terhadap pertanian berkelanjutan.


 
 
 

Komentar


Warna Akhir Logo SAWA-03.png

Memberikan solusi inovatif yang melawan perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan

Tautan

Lokasi:

Artha Graha Building, SCBD, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jl. Jend. sudirman kav 52-53 Blok 52 - 53, RT.5/RW.3, Senayan, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12190

bottom of page